Cinta Harusnya Dipertahankan

Ketika hubungan sudah bertahun-tahun dijalani, menghadapi berbagai tawa, canda, suka, duka, jatuh, dan bangun bersama, adalah sebuah kepatutan untuk mempertahankannya kala satu aral besar itu menerjang. Halangan yang merupakan puncak dari kehidupan 2 manusia yang memiliki 1 rasa, restu orang tua.

Seharusnya, seperti yang sudah-sudah, sekarang hal yang harus dilakukan adalah mempererat genggaman. Bertekad untuk tetap bersama hingga hati mereka luluh dan bibir mereka ikhlas memberi kalimat persetujuan. Harusnya tetap berjalan beriringan. Bukan seperti sekarang ini.

Berjalan sendiri-sendiri, bagai dua orang yang tak pernah mengenal. Padahal pernah teramat mencintai. Meski masing-masing paham bahwa rasa itu masih ada, namun seakan keduanya mengubur perasaan masing-masing, menenggelamkan tangis dalam seuntai senyum. Menyiratkan pada dunia bahwa mereka telah ikhlas, pasrah pada keadaan.

Lalu keduanya mencoba move on. Melalui hari tanpa lagi melihat ke belakang. Tak ada apa-apa disitu. Hanya selembar kenangan yang harus dilupakan. Mencoba menemukan pengisi jiwa yang baru. Meski itu real atau hanya pengisi waktu senggang. Si lelaki mengawali. Menambatkan hati pada wanita baru yang diharapkan akan lebih dari wanitanya dulu. Dan si wanita ikut mensupport. Terlihat tegar melihat mantan pasangannya menemukan seseorang yang baru. Tak ada yang tahu, entah ia tertawa bahagia, atau malah menangis sesenggukan. Dan si lelaki, di balik kalimat terima kasih atas doa si wanita, siapa yang mengira kalau ia diam-diam menitikkan air mata?

Cinta memang harus dipertahankan. Tak cukup dengan kepasrahan. Karena meskipun pada akhirnya takdir juga yang bersuara, tapi setidaknya kita pernah mencoba bukan? Setidaknya kita pernah menyuarakan pada bumi dan seisinya, bahwa kita saling mencinta. Dan berharap begitu selamanya. Meski Tuhan menentukan lain. Setidaknya kita berusaha.

Quotes part 2

Cinta itu saat seorang ayah dengan tulusnya menyuapi pop mie ke kedua anaknya. Ia hanya mencicip kuah, tak lebih. (Zha)

Orang tua seharusnya tidak meninggalkan anak mereka bahkan.. bahkan saat mereka harus meninggalkannya. (Harry Potter)

Unconditional love is the greatest gift a parent can give a child – George Bush (Cinta tak bersyarat adalah hadiah terbesar yang dapat diberikan orang tua kepada seorang anak)

Saat Orang Yang Kita Sayang Meninggal…

Barusan buka notes temen di fb. Dia nyeritain tentang mamanya yang baru meninggal dunia. Tentang kenangan manis. Tentang detik-detik perpisahan itu. Tentang kekhawatiran menjalani hidup seorang diri… Gak sadar aku malah ikut nangis. Jadi ngebayangin kalo aku yang jadi dia. Gimana rasanya ya?

Selama hampir 20tahun aku idup, aku belum pernah sekalipun ngrasain sakit dan sedihnya kehilangan orang yang aku sayang. Kedua mbahku dari pihak mama udah meninggal saat aku belum bisa nginget. Mbah kakung dari pihak bapak juga. Dan terakhir, mbah uti dari pihak bapak meninggal setahun lalu. Tapi entah kenapa aku biasa-biasa aja. Sedih sih, tapi gak sampe nangis kejer semaleman. Mungkin karena aku gak deket ama mbah uti kali ya, orang ketemu aja jarang. Setahun bisa diitung jari.

Trus gimana rasanya ya kalo tiba-tiba salah satu orang yang aku sayang, entah itu mama, bapak, mas andri, ade, micki, apit, ulya, mas tofik, azmy, dan siapapun itu yang aku sayang, meninggal dunia? Pasti bakalan nangis bombay 2 hari 2 malem. Ngebayanginnya aja udah serem, bikin mata berkaca-kaca. Aaahh… Jangan sampeeee… -.-
Baca lebih lanjut

Orang Ketiga

Untuk seseorang disana, aku minta maaf. 😦

Kadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Dan yang kita inginkan, adalah memutar waktu kembali ke awal. Mencoba jalan lain agar apa yang terjadi berbeda dengan yang telah tergoreskan.

Dan itu juga yang terjadi padaku. Aku berharap dapet muter waktu, balik ke hari dimana si X sms, nanya gimana rasanya kalo pacar kita masih nginget mantan pacarnya dan selalu ngebanding-bandingin kita dengan mantannya itu. Sakit. Seolah kita gak cukup sempurna buat dia, sampe-sampe dia masih setia nginget mantannya itu. Itu jawabanku. Terus si X bales, dan dimulailah sesi curhat. Intinya si X ngrasa pacarnya (si Y) masih sayang sama mantannya (si Z) dan si X ngrasa gak dianggep. Aku bilang mungkin si Z itu pernah menjadi orang yang sangat berarti di hidup si Y, jadi si Y gak bisa nglupain si Z sepenuhnya. Gak muna juga, aku juga pernah kayak gitu. Si X bales lagi, aku balik bales. Sampe akhirnya si X nerima saranku buat ngomong baik-baik ke si Y. Dan sesi curhat hari itu berakhir.
Baca lebih lanjut

Marmut Merah Jambu, Finally!

Setelah berbulan-bulan ngidam baca buku terbarunya raditya dika, marmut merah jambu, akhirnya hari ini aku kesampean juga beli bukunya! 😀 Sempet ngubek-ngubek beberapa toko buku di tegal yang hasilnya nihil, akhirnya tuh buku berhasil aku bawa pulang dari toko gunung agung ciputra mall semarang. Bela-belain ngeluarin duit jajan 40ribu noh buat beli mmj. Tapi worth it lah. Bukunya keren! 😀


Gak seperti buku-buku sebelumnya (kambingjantan, cinta brontosaurus, radikus makan kakus, dan babi ngesot) yang sukses bikin aku ngakak-ngakak geje kek kerasukan kuntilanak, buku kelimanya si mutun ini cukup bikin aku banyak merenung. Kata-kata yang dia gunain di buku ini lebih halus, gak asal nyablak kek sebelum-sebelumnya, komedinya tetep ada dan tetep slengean meski porsinya lebih sedikit, dan yang pasti… touchy.
Baca lebih lanjut